Jumat, Desember 04, 2009

kode etik

DIKLATSAR PLASMA III PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh P 016 TP
Sabtu, 28 November 2009 18:42

DIKLATSAR PLASMA III adalah kegiatan rutin yang dilakukan Plasma dalam rangka perekrutan anggota baru. Setelah hampir 3 tahun kegiatan ini tertunda akibat vakumnya Plasma belakangan ini, akhirnya pada tanggal 16 November 2009 Diklatsar Plasma III dapat terselenggarakan jua. Adapun untuk lokasi masih tetap di tiga tempat seperti sebelumnya, SMK N 2 Pekalongan, dusun Kaliurang desa kebaturan Kecamatan Blado Kabupaten Batang, dan Pantai Slamaran. Kegiatan diklatsar sendiri meliputi dua sesi, Pra diksar dan Diksar. Pra Diksar diselenggarakan mulai tanggal 16 hingga 20 November 2009. dalam sesi ini calon anggota plasma diberi materi serta pelatihan fisik. Sedangkan Sesi Diksar dimulai tanggal 21 - 22 November 2009 di Dusun Kaliurang. di sesi ini para peserta Diksar dituntut untuk aktif dan tangkas dalam menerapkan materi yang telah diberikan selama Pra Diksar.

Tidak seperti pada Diklatsar Plasma II yang memiliki peserta sebanyak 18 orang. Diklatsar Plasma III hanya diikuti oleh 5 peserta saja. Semua merupakan siswa dari tingkat II. Minimnya peserta tak membuat kegiatan Diklatsar ini menjadi kurang "menggigit". Kegiatan demi kegiatan dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya walaupun dengan peserta seadanya. Bisa dibilang Diklatsar Plasma III ini agak tertutup. Pasalnya kegiatan ini memang tidak terlalu di publish dan hanya segelintir orang saja yang mengetahui pelaksanaan kegiatan ini. Untuk kepengurusan kepanitiaan Diklatsar Plasma III ini sendiri semua murni dari alumni, karena seperti yang kita ketahui selama ini Plasma 'tertidur' hampir 3 tahun lamanya sehingga rantai regenerasi-pun terputus sejak tahun 2006.

Kegiatan Diklatsar Plasma III ini berangkat dari Basecamp Plasma di SMK 2 Pekalongan Hari Sabtu 21 November 2009 setelah pulang sekolah, berangkat menuju dusun kali urang desa kebaturan kecamatan blado kabupaten batang, kegiatan dimulai disana meliputi aplikasi teori dari sesi pra diksar yang telah diberikan oleh panitia meliputi materi survival, manajemen perjalanan dan manajemen waktu. kemudian Hari Minggu 22 November 2009 kegiatan yang dilakukan adalah Susur Pantai dimulai dari desa wukirsari kabupaten batang samapai Slamaran Kota Pekalongan dan kegiatan Diklatsar Plasma IIIpun diakhiri dengan apel penutupan serta pelantikan anggota baru Plasma. Setelah serangkaian kegiatan Diksar dilampaui maka dengan ini ditetapkan;

1.
MUCHAMMAD NUH MIRSADA NIA : P.031.PBu
2.
TEDDY MUHAMMAD EKAPUTRA NIA : P.032.PBu
3.
NISHA MEILIDA NIA : P.033.PBu
4.
ERISA KISWARDANI NIA : P.034.PBu
5.
NAILATUL AUFA NIA : P.035.PBu

Telah resmi menyandang titel anggota Plasma dengan nama angkatan: "PANDHAWA BUANA". Di tangan dan pundak merekalah kini masa depan kemajuan Plasma disandarkan. merekalah yang nantinya akan menyambung kembali rantai regenerasi Plasma yang telah lama terputus.

Semoga setelah ini Plasma tidak akan mati suri (vakum) lagi........ karena Plasma akan selalu ada di dada kami. sampai mati!!!

Salam Lestari...!!!

Dokumentasi Klik Disini
Write comment (1 Comment)
LAST_UPDATED2

30
Nov
2009

SEKOLAH ESAR WANADRI PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Administrator
Senin, 30 November 2009 19:13
Ada info ttg sekolah ESAR Wanadri sbb :
SEKOLAH ESAR WANADRI
Explorer Search and Rescue
Jenis:
Pendidikan - Lokakarya
Jaringan:
Global
Waktu Mulai:
28 Desember 2009 jam 7:00
Waktu Selesai:
06 Januari 2010 jam 16:30
Tempat:
Taman Nasional Gn Gede - Pangrango
Keterangan
Kejadian-kejadian hilangnya para pendaki gunung di Indonesia sudah bukan hal yang baru lagi bagi wajah salah satu jenis kegiatan alam terbuka yang memang paling banyak penggiatnya di Indonesia ini. Hal ini terjadi kebanyakan akibat kecerobohan-kecerobohan yang dilakukan oleh para penggiatnya (Subjective danger).

Terlepas dari sebab-sebab kecelakaan terjadi, ada satu kegiatan yang tidak kalah pentingnya untuk dicermati, yaitu penanggulangan untuk menyelamatkan para pendaki yang mengalami musibah tersebut. Sering kita mendengar terjadinya kegagalan-kegalan dalam operasi SAR yang dilakukan (gagal menyelamatkan survivor dalam keadaan hidup) yang diakibatkan oleh keterlambatan informasi yang diberikan, kacaunya sistem pencarian yang dilakukan, dan kadang keterbatasan SDM (baik secara kualitas maupun kuantitas) yang terlibat serta keterbatasan peralatan penunjang yang dibutuhkan dalam operasi SAR yang diadakan. Hal-hal tersebut diperparah dengan kurangnya tingkat kesadaran “rasa kemanusiaan’ dan “ego” para penolong .

Berita-berita kehilangan yang sering menghiasi koran-koran harian di Indonesia (yang menjadi salah satu media pemberitaan informasi adanya kecelakaan gunung) kerap (sudah) terlambat pemberitaannya. Penanganan operasi SAR pertama kali kadang dilakukan tanpa sistem yang jelas dan terarah, sehingga daerah pencarian yang seharusnya dijaga (untuk keperluan pencarian/jejak-jejak) menjadi kacau. Orang-orang lapangan (SRU) yang terlibat dalam Operasi SAR kadang tidak ditunjang kemampuan yang sesuai untuk kualifikasi seorang SRU. Sehingga operasi yang seharusnya berjalan cepat (mengingat prinsip 3C dalam operasi SAR), menjadi berjalan lambat. Memang dalam suatu operasi SAR tidak dibatasi keinginan seseorang untuk turut membantu dalam pencarian, tetapi harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tiap orang, agar operasi pencarian tidak diperparah oleh kejadian ‘kecelakaan kedua’ yang terjadi pada regu pencari.

Akibat dari beberapa faktor kegagalan operasi SAR yang terjadi mengakibatkan Survivor (bila ditemukan ) sudah dalam keadaan tak bernyawa. Sehingga operasi SAR yang digelar merupakan upaya untuk mencari mayat, bukan untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

Untuk menekan kegagalan yang terjadi dalam suatu Operasi SAR, Wanadri melaui Badan Diklat Wanadri berupaya untuk menyediakan tenaga-tenaga yang memiliki kualifikasi untuk seorang SRU operasi SAR Gunung Hutan dengan menggelar Sekolah ESAR. Kurikulum yang digunakan untuk Sekolah ESAR 09 ini mengacu kepada kejadian-kejadian yang sering terjadi di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar